
Parameter Kadar Testosteron yang Baik
Diposting 19 Mei 2025 oleh Bhro
Testosteron sering disebut sebagai hormon seks pria yang banyak berperan dalam kesehatan dan kebugaran laki-laki. Hormon ini diproduksi oleh testis pada pria dan mempengaruhi perkembangan karakteristik pria sejak masa pubertas.
Testosteron membantu pertumbuhan otot, pendalaman suara, pertumbuhan rambut wajah, serta mendukung produksi sperma dan kekuatan tulang. Meski disebut hormon pria, wanita juga memiliki testosteron, meski dalam kadar lebih rendah.
Rentang Normal Kadar Testosteron
Lantas, berapa banyak testosteron yang dianggap normal?
Pada pria dewasa, kadar total testosteron normal umumnya berada dalam kisaran 250–1.100 ng/dL. Dokter biasanya menyebut 300–1.000 ng/dL sebagai rentang normal umum. Rujukan lain menyebut pria usia 19–49 tahun sekitar 249– 836 ng/dL, sedangkan pria usia 50 tahun ke atas sekitar 193–749 ng/dL.
Kadar testosteron juga berubah seiring bertambahnya usia. Setelah usia 30-an, testosteron menurun sekitar 1% per tahun. Akibatnya, pria usia sekitar 65 tahun biasanya memiliki kadar lebih rendah, sekitar 350–450 ng/dL. Penting diingat bahwa nilai “normal” bisa bervariasi antar laboratorium dan populasi. Bila ragu, konsultasikan hasil tes mu dengan dokter.
Faktor yang Mempengaruhi Kadar Testosteron
Ada banyak faktor yang bisa membuat kadar testosteron naik-turun. Salah satu faktor utama adalah usia: pria yang menua alami mengalami penurunan hormon ini. Kondisi kesehatan tertentu juga berperan, misalnya cedera atau infeksi pada testis, gangguan kelenjar tiroid atau pituitari, diabetes tipe 2, serta efek samping obat-obatan tertentu. Gaya hidup pun penting: stres kronis dan kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol yang menurunkan testosteron. Obesitas (kelebihan berat badan) juga berhubungan dengan kadar testosteron rendah. Olahraga dengan intensitas sedang meningkatkan testosteron namun olahraga dengan intensitas berat dan berlebihan akan menurunkan kadar testosteron. Testosteron dipengaruhi oleh irama sirkadian. Puncak kenaikan testosteron alami tubuh adalah di jam 3-8 pagi. Variasi intraindividualpun bisa terjadi, sehingga jika seseorang cek testosteron dalam selang beberapa waktu, hasil bisa berbeda.
Tanda-Tanda Testosteron Rendah
Bagaimana cara tahu jika kadar testosteron kamu kurang optimal? Ada beberapa ciri khas. Pria dengan testosteron rendah mungkin mengalami:
-
Libido (gairah) menurun dan sulit mempertahankan ereksi.
-
Produksi sperma menurun, sehingga fertilitas bisa berkurang.
-
Penurunan massa otot dan kekuatan fisik.
-
Peningkatan lemak tubuh, terutama di perut, dan pembesaran payudara (ginekomastia).
-
Penurunan kepadatan tulang, membuat tulang lebih rapuh (osteoporosis).
-
Kelelahan atau energi menurun meski sudah istirahat cukup.
-
Rambut tubuh berkurang (rambut rontok) pada tubuh, wajah, atau kepala.
-
Perubahan mood (mudah cemas, depresi) dan gangguan tidur.
Catatan: Memiliki satu atau dua gejala di atas belum tentu berarti kadar testosteron rendah, karena bisa disebabkan faktor lain. Namun jika beberapa gejala muncul bersamaan, ada baiknya periksa ke dokter dan pertimbangkan tes hormon.
Tips Menjaga Kadar Testosteron Tetap Optimal
Berita baiknya, kamu bisa menjaga atau meningkatkan kadar testosteron melalui gaya hidup sehat. Beberapa langkah dasar yang bisa dilakukan:
-
Olahraga teratur: Latihan kekuatan (angkat beban) dan olahraga intensitas sedang terbukti membantu menaikkan kadar testosteron. Dengan intensitas sedang, testosteron akan naik setelah olahraga 60-70 menit. Intensitas berat akan cepat menaikkan testosteron namun cepat pula menurunkan. Olahraga dengan intensitas tinggi dan volume ekstrime justru akan menghasilkan radikal bebas tinggi dan menekan mekanisme umpan balik sehingga memicu inflamasi dan kerusakan dan testosteron rendah
-
Pola makan seimbang: Konsumsi cukup protein, lemak sehat (misalnya omega-3), dan karbohidrat kompleks. Pilih makanan kaya zinc (daging merah, telur), vitamin D (ikan berlemak, jamur), serta sayur dan buah kaya antioksidan yang mendukung produksi hormon.
-
Cukup tidur: Tidur setidaknya 7–8 jam per malam. Kurang tidur dapat menurunkan hormon testosteron.
-
Kelola stres: Hindari stres berlebihan karena stres kronis meningkatkan kadar kortisol yang menekan testosteron. Relaksasi atau meditasi dapat membantu menurunkan stres.
-
Jaga berat badan ideal: Kelebihan lemak tubuh (obesitas) sering berhubungan dengan testosteron rendah. Menjaga berat badan sehat membantu hormon tetap optimal.
-
Hindari alkohol dan rokok berlebihan: Kedua hal ini terbukti mengganggu produksi testosteron.
-
Paparan sinar matahari/Vitamin D: Paparan sinar matahari pagi membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang berperan meningkatkan testosteron.
Dengan menjalani gaya hidup sehat di atas, kadar testosteron kamu cenderung stabil. Penting juga melakukan tes kadar testosteron di pagi hari (sekitar jam 7–10) untuk hasil akurat, terutama jika kamu memiliki gejala gangguan hormon. Dengan memahami rentang normal dan faktor-faktor yang memengaruhi testosteron, pria dapat menjaga kesehatan hormonal secara optimal.
Ditulis oleh dr. Rossy Sintya Martasari, Sp. And dan Fahmi Fariduddin
Referensi:
-
Alodokter, “Hormon Testosteron, Dampak Kelebihan dan Kekurangannya”
-
WebMD, “Testosterone: When and How to Balance Low T”
-
Klik Dokter, “Tes Kadar Hormon Testosteron, Begini Prosedur dan Hasil Normalnya”
-
Klik Dokter, “Ini 6 Cara Meningkatkan Testosteron Secara Alami”
-
Sgro et al. 2014. Testosterone responses to standarized short term sub maximal and maximal endurance exercises Issues on the dynamic adaptive role of the hypothalamic pituitary testicular axis. Journal of Endocrinology Investigation 37(1):13-24
-
Eijsvogels et al.2018.The Extreme Exercise Hypothesis: Recent findings and Cardiovascular health implication. Cur Treat options cardiovasc med
-
Mulhal. 2024. The argument in Favor of using total testosteron. Proceeding 7th Annual Men’s health course UCI Advanced International
-
Santos L, Elliot Sale KJ, Sale C. Exercise and bone health across the lifespan. Biogerontology 2017
-
EAU Guidelines 2024
-
Nieslag et al. 2023. Andrology male Reproductive Health and Dysfunction. Springer